Gretchen meletakkan sikunya di meja dan menyangga dagunya di tangannya yang terbelenggu. Lalu ia menoleh sebentar ke arah ruang pengawasan sebelum kembali menatap Archie. "Aku mengeluarkan usus kecilnya. Aku membuat lubang sebesar satu setengah senti di dinding perutnya dengan pisau bedah, lalu menarik keluar usus kecilnya senti demi senti dengan kait, mengirisnya sedikit demi sedikit. Aku menggunakan pengait berbentuk H. Kau membutuhkan alat yang cukup besar agar bisa meraih usus itu karena sangat licin dan kau pasti tidak ingin melubangi usus itu terlalu besar." Wanita itu tidak pernah mengalihkan pandangannya selama membuat pengakuan. Ia selalu menjaga agar matanya dan Archie saling bertatapan. Ia tidak pernah menoleh untuk mengingat sesuatu; tidak pernah mempertimbangkan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang sudah dilakukannya; tidak membiarkan Archie menunggu terlalu lama. "Tujuh meter. Mereka selalu bilang sepanjang itulah rata-rata usus kecil manusia. Tapi aku hanya bisa menarik keluar tiga meter." Gretchen tersenyum, membasahi bibirnya. "Indah sekali, usus itu. Berwarna pink dan lentur. Seperti sesuatu yang menunggu untuk dilahirkan. Dan bau darah segar? Masih mengingatnya, Sayang?" ia memajukan tubuhnya lagi, warna kemerahan akibar rasa puas tampak di pipinya. "Saat gadis itu memohon agar aku berhenti, aku justru membuatnya lebih sakit."
Pindah domain
4 tahun yang lalu